Chika Ulang Tahun
Ridhwan dan Chika |
Sesampainya di rumah, aku melihat kedua anakku sedang asyiknya bermain di depan rumah dengan anak tetangga. Namanya Chantika, panggilannya Chika. Chika ini tinggal bersama budhenya yang tetangga depan rumahku. Budhenya Chika, aku memanggilnya Mbak Yuni ini pernah cerita kalau Chika ini dititipkan pengasuhannya ke Mbak Yuni karena Ayahnya sudah meninggal akibat kecelakaan di jawa, sedangkan ibunya Chika sempat shock, stress, sempat limbung dan akhirnya agar bisa melupakan kesedihannya merantau ke Taiwan untuk bekerja sebagai TKW. Chika dan Ibunya biasanya bertemu setahun sekali, yaitu ketika lebaran Idul Fitri. Hari ini adalah Hari yang bahagia buat Chika, karena hari ini adalah hari Ulang Tahunnya yang Ke 4.
Sepertinya acara ulang tahunnya akan sangat meriah, mengingat sudah sedari kemarin sore, dirumahnya sudah terpasang balon dan hiasan pesta ulang tahunnya. Bahkan ketika bermain di rumahku bersama Ridhwan, Chika juga sempat membawa salah satu Balon Hiasannya. Oh ya Ridhwan dan Chika ini satu kelas di PAUD Sakura, dan tiap ke sekolah selalu berangkat bersama. Sayangnya, saya dan istripun terlupa untuk menyiapkan kado ulang tahun Chika. Yah, semoga kadonya boleh nyusul. Sungguh berat perjalanan hidupmu Chika, disaat kamu masih butuh kasih sayang orang tua, kamu hanya mendapatkannya dari Budhe dan Pakdhemu. Semoga perjalanan hidupmu kelak tidak seberat sebelumnya. Amiien. Selamat Ulang Tahun Chika!!!
Sepertinya acara ulang tahunnya akan sangat meriah, mengingat sudah sedari kemarin sore, dirumahnya sudah terpasang balon dan hiasan pesta ulang tahunnya. Bahkan ketika bermain di rumahku bersama Ridhwan, Chika juga sempat membawa salah satu Balon Hiasannya. Oh ya Ridhwan dan Chika ini satu kelas di PAUD Sakura, dan tiap ke sekolah selalu berangkat bersama. Sayangnya, saya dan istripun terlupa untuk menyiapkan kado ulang tahun Chika. Yah, semoga kadonya boleh nyusul. Sungguh berat perjalanan hidupmu Chika, disaat kamu masih butuh kasih sayang orang tua, kamu hanya mendapatkannya dari Budhe dan Pakdhemu. Semoga perjalanan hidupmu kelak tidak seberat sebelumnya. Amiien. Selamat Ulang Tahun Chika!!!
Herman, La(k)smi dan Bagus
Semalam ada acara RT bulanyan, yaitu Arisan RT yang digelar secara bergilir disetiap tanggal 11 atau 12 tiap bulannya. Duduk disebelahku sosok pria yang bernama Herman. Herman ini usianya gak jauh beda dengan aku, malah menurut salah seorang tetanggaku, umurnya Herman ini masih 29 tahun. Yah, 1 tahun lebih muda dari aku dan sama sama sudah beranak 2, meski anak dari Herman ini lebih tua 1 tahun dari anak-anakku. Diusianya yang masih muda ini, Herman pernah sakit yang menurutku sangat parah. Yaitu terkena penyakit Diabetes Mellitus. Pernah suatu hari aku diajak oleh tetangga untuk menjenguk Herman yang terbaring lemas di RS Persahabatan karena sakit Diabetesnya. Dari informasi yang aku dapatkan, Herman ini baru dibawa ke rumah sakit setelah 15 hari tergolek lemas dirumahnya. Itupun dipaksa oleh tetangga agar mendapatkan perawatan medis yang lebih layak. Aku cuman menebak-nebak kenapa Herman Nampak enggan untuk dirawat di Rumah Sakit. Sosok Herman ini adalah seorang lulusan STM (Sekolah Menengah Teknik) yang pekerjaannya di bidang Informal dan Inkonsisten. Yah, informal karena dia bukan seorang pegawai negeri ataupun swasta. Sedangkan Inskonsisten karena pekerjaannya tidak pernah tetap dan bisa berubah-ubah, mungkin hari ini bekerja sebagai tukang cat, esoknya bekerja sebagai tukang bangunan, dan lusanya bekerja mencari rumput di pinggiran rel, tergantung orderan yang masuk dengan kata lain keterbatasan ekonomi untuk pembiayaan di Rumah Sakit nantinya. Dari pola hidupnya, Herman ini sering sekali minum yang manis manis, hal itu bisa aku jumpai ketika dia sedang nongkrong di deket rumahku. Apabila tidak ada orderan atau sedang menunggu orderan, Herman pagi-pagi sudah nongkrong di depan kantor RT dengan segelas Teh Manis. Mungkin kebiasannya bagi dia untuk minum teh manis dipagi hari sebagai pengganti sarapannya. Siang pun sering aku jumpai dia masih nongkrong di depan kantor RT dengan teh manisnya yang masih hangat. Aku menduga, dia terlalu banyak minum minuman yang manis-manis dan kurang minum air putih sehingga pankreasnya dipaksa dengan keras untuk memproduksi insulin agar bisa mencerna Glukosa. Dan akibatnya, pancreas mogok karena terlalu lelah sehingga gula darahnya naik drastis. Pada hari pertama Herman dibawa ke Rumah Sakit Persahabatan, tes gula darahnya menunjukkan nilai 450 dimana batas normalnya < 140 mg/dL. Badannya sudah tampak layu, matanya cekung dan kulitnya memucat serta untuk berjalanpun Herman sudah tidak mampu. Sehari setelah menjenguknya, aku lebih terkejut lagi karena gula darahnya semakin naik sampai nilai 700 mg/dL. Na’udzubillah, secepat itukah naiknya!!!. Bahkan ketika aku diskusikan dengan seorang senior engineer di kantor yang punya masalah dengan gula sampai berkomentar, “wah, kalo itu sudah SOS dan tinggal menunggu waktu”. Ketika membezuknya di Rumah Sakit, dia tampak lebih baikan disbanding ketika dia belum dibawa ke RS. Di tangannya terpasang infus dan rutin mendapatkan suntikan insulin dari perawat. Meski dirawat dalam ruangan yang sempit dan dipakai beramai-ramai. Yah itulah kamar perawatan kelas III RS Persahabatan. Bahkan ada pasien lain yang rela tidur dilorong-lorong kamar karena tidak mendapatkan tempat. Selama di rawat di RS Persahabatan, Herman hanya ditemani sebentar oleh istrinya yang biasa aku panggil Mbak La(k)smi. Mbak La(k)smi ini tidak bisa selalu menungguin Suaminya dirawat di RS karena dia juga musti bekerja untuk menghidupi keluarganya. Pagi-pagi, Mbak La(k)smi sudah harus berangkat kerja untuk mencuci baju milik tetangganya kemudian pindah ke rumah lain untuk menggosok baju dan lain-lain, tergantung orderan yang ada. Namun untunglah, ada keluarga pasien satu ruangannya yang baik hati, untuk ikut menjaga Herman di RS, baik itu menggantikan bajunya, membantu menyuapi makanan dan lain-lain. Dan syukurnya, usaha dari Mbak La(k)smi untuk memperolah Jamkesmas pun tercapai, sehingga tidak terlalu terbebani oleh besarnya biaya perawatan. Sampai tadi malam, kondisi Herman sudah membaik dan sudah tidak tergantung injeksi insulin lagi. Alhamdulillah.
Ridhwan dan Bagus |
Oh ya, anak Herman ini ternyata temen Ridhwan di PAUD juga, meskipun berbeda kelas. Bagus. Ridhwan kelas A yang masuk pagi hari jam 07.30, dan Bagus kelas B yang masuk setelah kelas Ridhwan selesai. Bagus ini umurnya 4 tahun lewat, tapi tampaknya dia sangat suka bermain dengan Ridhwan. Bahkan kadang Bagus, rela ikut masuk sekolah pagi-pagi hanya ingin berangkat bareng Ridhwan (padahal kelas Bagus masuknya setelah kelas Ridhwan selesai… piye jal!!). Hampir tiap ada kesempatan, Bagus bermain dengan Ridhwan dirumah, baik itu kejar-kejaran keliling rumah, maupun main-mainannya Ridhwan. Tiap bermain dirumahku dan kebetulan ada aku, sering si Bagus aku Tanya sudah makan atau belum, makan pakai apa dan bagaimana kabar Ayahnya alias Herman, apakah baik-baik saja atau masih suka merasa sakit. Bagus ini sudah fasih berbahasa dan gerak motoriknya sudah seperti orang dewasa, makanya aku sangat senang apabila Ridhwan bermain dengan Bagus. Paling tidak, dengan adanya Bagus ini, Ridhwan menjadi lebih terpacu untuk pandai berbicara dan melatih otot motoriknya. Tapi satu hal yang kurang aku suka, yaittu Bagus sangat suka JAJAN baik itu makanan ataupun minuman yang mungkin kurang bagus untuk kesehatannya. Ini mungkin yang membedakan Bagus dengan Ridhwan. Ridhwan aku didik sedari kecil untuk tidak suka jajan di luar, kebutuhan cemilan atau minuman selalu disediakan di rumah, sehingga apabila Ridhwan kadang suka tergiur untuk jajan, selalu aku bilang, “tuh, rotinya dan susunya khan masih ada di rumah, duitnya ditabung aja ya”. Dan Alhamdulillah, sampai saat ini Ridhwan jarang sekali minta jajan. Semalam, Baguspun masih mau main dengan Ridhwan, sayangnya Ridhwan sudah terbuai dalam mimpi naik Shukoinya karena sebelumnya aku putarkan Video mengenai Pesawat Shukoi. Dan Baguspun langsung balik kanan pulang.
Arisan RT dan Data Pertanahan
Pada Arisan RT kali ini bertempat dirumah Pak Seno, aku biasa menyebutnya Pakdhe. Pakdhe ini pekerjaannya adalah disekitar pelaksanaan resepsi pernikahan, lebih tepatnya sebagai tukang foto, video. Dalam setiap orderan foto-videonya, dia juga menyediakan organ tunggal berserta campursari. Hal yang langka bagiku dan diapun mengakuinya. Biasanya pasangan foto ya video, eh dia malah sekalian dipaket dengan organ tunggal dan campursari. Tarif untuk order ke Pakdhe ini sekitar 4 jutaan, meliputi foto, video dan organ tunggal dengan 3 penyanyi serta pemain kendang. Benar-benar unik!!!
Salah satu yang dibahas pada arisan RT adalah adanya rencana dari Kelurahan Cipinang untuk menyelenggarakan acara Berlibur Bersama Menginap di Linggar Jati Kuningan dengan biaya 250 ribu perorang, sedangkan khusus untuk Pengurus RT mendapatkan biaya special yaitu cukup membayar 100 ribu saja. Hmmhh, bagi sebagian warga di RTku biaya segitu sungguh sangat besar, mengingat mayoritas masyarakat di RTku golongan menengah kebawah. Rembug dirembug, akhirnya rencanya dari kelurahan tersebut bakalan tidak akan mendapatkan partisipasi dari RTku dengan alasan bahwa acara liburan bersamanya tersebut berbarengan dengan acara Arisan RT bulan depan. Hahahahha.
Agenda lain yang dibahas di arisan RT adalah adanya formulir Data Tanah dari Kelurahan. Salah satu point penting mengenai isi dari form itu tampaknya Pihak Kelurahan sedang mendata mengenai status tanah kepemilikah, dan Pajak Bumi dan Bangunan. Ingatanku langsung terbang ke ingat masa-masa aku mendatangi kecamatan Pulo Gadung untuk melihat Peta Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) di wilayah tempat tinggalku. Di wilayah tempat aku tinggal adalah wilayah yang dulu pernah terkena gusuran perluasan Jalan Rel dan urusan gusur menggusur sudah selesai dilakukan beberapa tahun lalu dengan didirikannya pagar perimeter sepanjang wilayah gusuran, kecuali daerah cipinang lontar 1 bagian timur yang sampai saat ini belum selesai ganti ruginya. Dari informasi yang aku terima, kebanyakan status tanah di RTku ini adalah tanpa sertifikat alias menempati tanah diatas tanah Negara. Padahal semua bangunan rumah di RTku ini adalah bangunan permanent. Di RTku yang tanahnya bersertifikat hanya Tanahku dan tanah rumah Pak Kardi. Pak Kardi ini adalah sesepuh di RTku dan terkenal memiliki banyak rumah. Sayang sekali, akibat gusuran rel kereta ini, sertifikat asli dari rumah Pak Kardi ini diambil oleh Pihak Kelurahan sejak beberapa tahun lalu. Bagiku, itu adalah perbuatan yang berbahaya!!! Karena Sertifikat Tanah adalah bukti dari kepemilikan tanah dan bangunan. Dari sertifikat inilah posisi tawar kita ditentukan apabila dimasa depan akan terjadi pembangunan di atas tanah kita. Dari Peta RUTR tersebut, tergambar bahwa didepan pagar rumahku kelak akan dibuat pembangunan jalan sejajar dengan jalan rel yang nantinya akan menggusur tetangga-tetanggaku yang dahulu terkena gusuran jalan rel yang sertifikatnya sudah ditahan pihak kelurahan sejak beberapa tahun yang lalu. Wah, kena gusur dua kali neh. Sampai-sampai ada jargon dikalangan warga RTku bahwa dia akan tetap tinggal di Cipinang Lontar sampai Cipinang Lontar sendiri yang tidak menerimanya. Hahahhaha.. patriotis banget. Wah, kalau sudah begitu sepertinya untuk urusan ganti rugi pembangunan jalan tersebut bisa dengan mudah dilaksanakan, mengingat pihak kelurahan sudah menahan sertifikat dan surat-surat tanah sebagian besar warga di RTku.
Bisa juga, dengan adanya form data pertanahan dari kelurahan tersebut sebenarnya mengincar penerimaan pajak bumi dan bangunan dari warga. Mengingat Pemerintah dengan gencarnya sedang meningkatkan penerimaan pajak untuk pembangunan juga nantinya (APBN). Memang sebagian besar warga di RTku ini hidup, membangun rumah tempat tinggal di atas tanah Negara dan tanpa kena pajak bumi dan bangunan. Wah, enak men yo.. J hmmhh… apapun kedepan, baik itu gusuran buat pembangunan jalan itu adalah hak dari pemerintah untuk penataan suatu wilayah dan PBB adalah kewajiban dari tiap warga yang mempunyai tanah.
Sapi Hewan Qurban dan Rumahku sekarang
![]() |
Lokasi Rumahku |
Selepas acara arisan, Pak RT mengajak Ketua Musholla (Pak Basir) untuk melihat sapi-sapi milik salah satu kenalan Pak RT. Mengingat saya juga ikut menyumbang untuk kurban, akupun ingin melihatnya langsung kira-kira segede apa sapi yang nantinya buat kurban di RTku. Di Musholla RTku, tahun ini menyembelih 1 ekor sapi dengan harga patokan 8juta. Tiap orang yang ingin berkurban diwajibkan membayar 1,2 juta dengan asumsi, harga sapi 8 juta dan sisanya untuk operasional lapangan ketika penyembelihan dan pemotongan berlangsung. Dulu ketika Arisan RT berada di rumahku, jumlah peserta kurban baru 1 orang, lalu ditambah oleh aku yang menyanggupi untuk ikut andil juga, dan kemudian istriku akhirnya tergerak untuk ikut juga. Walhasil sampai semalam arisan RT sudah terkumpul 8 orang yang menyanggupi untuk ikut berkurban. Berarti nantinya kurbannya akan menjadi 1 sapi dan 1 ekor kambing. Namun, kebiasaan dari warga RTku ini adalah mereka memberikan uang untuk kurbannya nanti ketika malam takbiran atau H-1 dari Hari Raya Idul Adha. Lha… brarti semalem cuman liat-liat sapi dan nentuin target saja tho.. dan target sapinya cuman berdasar omongan saja, tanpa ada uang panjernya. Lha wong uang buat beli sapinya aja baru terkumpul sebagian. Hehehehe. Lokasi tempat penjual hewan kurban ini berada di seberang rel, jadi malam-malam kami berempat menyeberang rel. Namun ada satu hal yang mengganjal di pikiranku. Yaitu ketika menyeberang rel dan menuju tempat penjual hewan qurban. Aku merasa déjà vu!!! Ya merasa pernah mengalami berada ditempat itu sebelum aku mempunyai rumah didekat situ. Aku sangat merasa familiar dengan jembatan rel, jembatan jalan raya dan jalan disamping sungai Cipinang. Yup… aku ingat!!! Kurang lebih pada akhir tahun 2003 aku pernah ikut tim survey sediment sungai dan kualitas air sungai di Jakarta . Waktu itu aku diikutkan oleh Pak Nizam untuk membantu Inggit dalam pengambilan sample tersebut. Kalo tidak salah Proyek waktu itu dibiayai oleh Dinas PU Jakarta. Dulu, waktu pengambilan sample di sungai cipinang tersebut aku pernah melihat ada gubug yang berdiri dibawah jembatan, namun kini sudah dibersihkan. Dan dulu, aku pernah masuk ke perkampunganku saat ini hanya untuk mencari musholla sekedar ingin menumpang ke kamar mandinya buat pipis, namun aku tidak bisa menemukan mushollanya. Dan kini, sungguh tak disangka bahwa aku sekarang bertempat tinggal di tempat yang dulu pernah aku survey!!!
Tadi malam sebelum aku berangkat ke rumah Pakdhe untuk Arisan RT, aku dikasih tahu sama istriku bahwa salah satu pengasuh dari anakku akan pulang kampung hari selasa depan dengan alasan akan bertunangan dengan pacarnya di kampung. Kampung dari pengasuh Tifa ini adalah Majalengka. Ketika aku Tanya dia aka balik lagi atau tidak, dia tidak bisa janji. Hhhmmmhh… pertanda musti siap-siap cari penggantinya neh. Tak apa, masih ada satu pengasuh lagi yang masih tinggal koq, tinggal cari satu orang lagi buat penggantinya. Dan semalam aku sudah hubungi kakak, yang kebetulan pengasuh anaknya sedang pulang untuk sekalian nitip dicarikan satu orang pengasuh buat gantiin yang akan resign.
Tadi pagi ketika sarapan, istriku bilang bahwa pengasuh satunya lagi akan ikut pulang kampung juga. Waduh, berarti musti nyari dua orang neh!!! Dan harus secepat itukah aku harus mendapatkan penggantinya. Dipikir-pikir, akhirnya aku punya solusi sementara, yaitu dengan tetap menahan satu pengasuh untuk tetap stay sampai aku mendapatkan pengganti kedua-duanya. Kebetulan gaji dari kedua pengasuh anak-anakku itu pada ditabungin di istriku. Tapi bukan aku bermaksud mau menahan haknya pengasuhku, tapi aku juga ingin agar pengasuhku tahu akan dampak dari resignnya mereka dari sudutku juga. Dan hari inipun aku menghubungi kakakku yang ada di kebumen untuk membantu mencarikan pengasuh buat anak-anakku. Dan sebagai penutup, aku mohon bantuan doa dari temen-temen disini untuk mendoakan akan aku mendapatkan pengganti pengasuh anak-anakku yang lebih baik lagi.
*Cerita ini juga dishare di milis tsipilugm98
No comments:
Post a Comment